Silase/Silage; Mungkin bagi sebagian pembudidaya maggot merupakan hal asing. Umumnya pembudidaya maggot bsf lebih akrab melakukan fermentasi...
Silase/Silage; Mungkin bagi sebagian pembudidaya maggot merupakan hal asing.
Umumnya pembudidaya maggot bsf lebih akrab melakukan fermentasi pakan maggot berupa limbah organik menggunakan sistem fermentasi anaerob yang melibatkan probiotik, glukosa/gula/molase dan air.
Berbeda dengan teknis atau metodhe fermentasi seperti pada umimnya, proses silase merupakan teknis melakukan fermentasi tanpa melibatkan bakteri luar/tambahan.
Untuk melakukan Silase terhadap kasgot, orang bisa melakukannya dengan mudah, menampung kasgot pada wadah; bisa berupa ember, drum ataupun plastik secara penuh, kemudian menutup rapat² wadah yang telah terisi kasgot sehingga tdk dimungkinkan ada udara yang masuk ke dalam wadah.
Proses silase memerlukan waktu 21 hari atau 3 minggu sebelum kasgot dapat digunakan.
Manfaat silase adalah sebagai berikut:
Selama fermentasi, bakteri yang berperan di dalamnya bekerja pada kandungan selulosa dan karbohidrat pada kasgot untuk menghasilkan asam lemak volatil seperti asam asetat, propionat, laktat, dan butirat. Keberadaan asam lemak menurunkan pH sehingga menciptakan lingkungan di mana bakteri perusak tidak bisa hidup. Sehingga asam lemak volatil berperan sebagai pengawet alami. Pengawetan ini merupakan hal yang penting dilakukan agar kasgot menjadi meningkat kandungan protein dan asam aminonya.
Ketika melalui proses fermentasi, selulosa dari kasgot ketika dimakan oleh hewan ternak dan ikan, jalur pencernaan pada perut hewan menjadi lebih singkat sehingga mempercepat penyerapan nutrisi.
Beberapa organisme pelaku fermentasi memproduksi vitamin, seperti lactobacillus yang menghasilkan asam folat dan vitamin B12.
Silase kasgot utk dapat digunakan sebagai kompos bisa ditambah dengan berbagai bahan seperti arang sekam atau cocopeat selama proses pembuatannya, untuk menambah nutrisi dan memperbaiki karakteristik fisik dan kimiawi silase.
Silase kasgot akan menghasilkan panas, karena energi kimia dari kasgot digunakan oleh bakteri untuk melakukan fermentasi. Sehingga kandungan energi silase umumnya lebih rendah daripada tidak disilase. Namun kekurangan ini dapat diabaikan mengingat begitu banyaknya manfaat silase. Selain itu, dengan pecahnya selulosa, energi yang digunakan tanaman dan hewan yang mengkonsumsi silase kasgot untuk mencerna silase menjadi lebih sedikit.
Silase yang tidak terkonsumsi karena berlebih atau rusak, dapati dijadikan stok untuk pembuatan biogas melalui digesti anaerobik. Gas yang dihasilkan dapat digunakan untuk menghasilkan listrik, pemanas ruangan, dan penerangan.
