Lapas Kelas I Lowokwaru, Kota Malang kini telah melakukan pembudidayaan Maggot untuk pengelolaan sampah. Maggot merupakan belatung ...
Lapas Kelas I Lowokwaru, Kota Malang kini telah melakukan pembudidayaan Maggot untuk pengelolaan sampah.
Maggot merupakan belatung pengurai sampah dari lalat berjenis Black Soldier Flies (BSF).
Ide tersebut tercetus setelah Lapas Lowokwaru mengalami beberapa permasalahan terkait dengan sampah.
Dalam sehari saja, Lapas Lowokwaru mampu menghasilkan 300 Kilogram sampah, baik sampah organik maupun anorganik.
Untuk itu, pada tanggal 10 Agustus 2019 lalu, Lapas Lowokwaru menggelar pelatihan terkait dengan pengelolaan sampah melalui pembudidayaan Maggot.
Dari situlah, Maggot mulai dibudidayakan dan diinisiasi oleh Ali Murtopo, yang juga warga binaan sekaligus terpidana perkara suap penyedia sarana Dinas Pendidikan Kabupaten Malang.
"Dari hasil acara tersebut, kami membeli bibit Maggot.
Kemudian kami kembangkan guna mengatasi problematika sampah yang ada di sini (LP Lowokwaru)," ujarnya.
Proses pembudidayaan Maggot dilakukan dengan cara mengumpulkan sampah organik yang terdiri dari sayuran hingga buah-buahan.
Sampah tersebut merupakan makanan dari Maggot yang telah difermentasikan melalui beberapa tahapan-tahapan.
Yakni melalui beberapa campuran dari tetes tebu dan juga dari EMP Probiotik.
Tujuannya ialah untuk meningkatkan protein kepada Maggot, sekaligus untuk menghilangkan bau yang tidak sedap dari sampah itu sendiri.
"Maggot itu kami taruh disebuah wadah yang telah kami beri katul dan mulasi.
Setelah itu kami beri makan berupa sampah itu tadi. Dan siklus panennya berlangsung sekitar 45 hari.
Tapi itu mulai dari telur hingga jadi lalat," ujarnya.
Hingga kini, Lapas Lowokwaru telah berhasil memanen 70 Kilogram Maggot sejak melakukan budidaya pada 10 Agustus 2019.
Maggot akan digunakan untuk ternak lele yang rencananya juga akan dilakukan pembudidayaan di dalam LP Lowokwaru.
Hanya saja, kata Ali, LP Lowokwaru kini masih fokus dalam pembudidayaan Maggot untuk mengurangi sampah organik terlebih dahulu.
"Lumayan, saat ini sudah tidak ada sampah organik yang dibuang keluar.
Hanya sampah anorganik berupa kertas dan kaleng yang hingga kini kami belum memikirkan solusinya seperti apa," ujar pria yang tersandung kasus suap Bupati Malang itu.
Sementara itu, Kepala Lapas Lowokwaru, Kota Malang, Yudi Suseno mengklaim bahwa pengelolaan sampah dengan Maggot baru pertama kali dilakukan di lapas di seluruh Indonesia.
Pembudidayaan Maggot juga menjadi unit usaha baru yang nanti akan dikembangkan.
Dikarenakan, Maggot bisa menjadi pakan Ikan Lele, pakan ternak dan juga untuk berbagai macam kebutuhan kosmetik.
"Ya syukur-syukur nanti bisa diekspor ke luar negeri untuk dijadikan bahan kosmetik.
Karena Maggot kan kaya akan nutrisi. Karena makanannya dari sayur dan buah," tandasnya.
Dengan adanya pembudidayaan Maggot ini, semakin menambah unit usaha baru yang dilakukan oleh para warga binaan yang ada di LP Lowokwaru.
Sebelumnya, LP Lowokwaru telah memiliki usaha jamur, usaha pembuatan keset, dan usaha budidaya tanaman anggrek yang kini masih dalam proses pengembangan.
