Secara teori maupun praktek, maggot/larva bsf mampu mendekomposisi bubur sampah organik seberat 2x bobot badannya per-24 jam. Berdasarkan fa...
Secara teori maupun praktek, maggot/larva bsf mampu mendekomposisi bubur sampah organik seberat 2x bobot badannya per-24 jam.
Berdasarkan fakta tersebut, ketika anda ingin mendekomposisi bubur sampah organik sebanyak 2 ton, anda harus punya 1 ton maggot atau anda perlu 20 hari untuk mendekomposisi bubur sampah 2 ton tersebut jika anda hanya punya 100kg maggot.
Oleh sebab itu akan menjadi dagelan ketika sebuah kota yang memproduksi sampah organik 60.000kg atau 60 ton per-hari dan hanya memiliki 100 warga peternak maggot yang kapasitas produksi total belum mencapai 3kg atau 3.000 gram telur bsf/hari dalam kultur selama 3 siklus mampu mendekomposisi sampah organik kota tersebut.
Akan tampak lebih fantastis lagi jika warga peternak maggot di kota tersebut tidak didukung secara serius oleh pemerintah kota, dibiarkan berkembang sendiri, tidak terfasilitasi infrastruktur sarana dan prasarananya.
Sebutlah ada sebuah industri produsen BSF di negeri ini yang mampu memproduksi 10 ton maggot/hari, maka, industri tersebut hanya akan mampu mengolah bubur sampah organik sebanyak 20 ton/hari. Dan itupun kalau bubur sampah organik yang diolah tidak mengandung unsur logam berat dan limbah bahan² berbahaya seperti air bekas aki, batu batterei, kamper, obat nyamuk, cairan pembersih lantai dan lain sebagainya.
Jadi, cukupkah hanya dengan memberikan limbah bubur sampah organik gratis kepada peternak maggot kota mampu menyelesaikan kegalauan akut atas pembuangan bubur sampah organik yang ada?
