Walaupun akhir² ini banyak peristiwa yang mengandung rasis, bahkan penghinaan terhadap ras dan suku tertentu, saya tidak kaget. Berbicara t...
Walaupun akhir² ini banyak peristiwa yang mengandung rasis, bahkan penghinaan terhadap ras dan suku tertentu, saya tidak kaget.
Berbicara tentang ras dengan segala perniknya memang kompleks. Isu RAS yang diutarakan hampir sama dengan isu masalah agama dan keyakinan.
Saya bisa mengatakan demikian karena pernah mengalaminya sebagai korban bully atasnama ras, juga keyakinan.
Ketika itu tahun 1988 awal saya masuk ke jakarta untuk kuliah di salah satu sekolah tinggi informatika pertama di Indonesia. Peminatnya banyak dan awal masuk pertama kampus tampak orang hampir semua ras keturunan di Indonesia terwakili di kelas saya.
Sejak awal perploncoan saya kenyang di bully. Mungkin dikarenakan saya baru datang dari desa (jawa tengah) dengan membawa dialek jawa kental (lebih kental dari kopi expresso), saya dipanggil "Jawa" dengan segala attribut keunikan yang menyertainya. Bahkan ada yang memanggil saya "Ngapak" dan 'Kowek" dan dibumbui dengan sebutan kebiasaan² yang umumnya orang Jawa yang mereka anggap sebagai dagelan.
Tidak berhenti hanya di saat kuliah, bahkan penderitaan lebih berat saya alami ketika diterima kerja di salah satu Bank paling keren di Indonesia saat itu. Lebih dari 2 tahun saya dalam tekanan bully yang luar biasa atas nama RAS.
Terkadang saya tidak habis pikir, bahwa saya yang terlahir sebagai orang berdarah Jawa, suku yang paling dominan atau mayoritas terbanyak di negeri ini saja orang berani membully. Tak bisa membayangkan bagaimana dengan suku keturunan yng jumlahnya kecil.
Teman,
Jika terjadi perbuatan yang tidak tercela dilakukan oleh seseorang, itu tanggungjawab pribadi, dan ia tidak mewakili keluarga bahkan kelompok ataupun sukunya. Mengeneralisir masalah ini tentu merupakan sebuah kejahatan besar yang berpotensi melakukan kerusakan peradaban.
Kita tidak pernah meminta kepada Tuhan untuk dilahirkan dari suku manapun. Dia memberikan karunia segala manusia dari manapun asal kesukuan dan rasnya.
Dia merestu dan menciptakan kita dalam berbagai suku dan ras agar kita bisa saling mengenal keragaman dalam keindahan. Keragaman kita dalam berbagai suku bangsa merupakan ayat²Nya. Melakukan penghinaan dan tindakan tidak terpuji dengan membawa bawa nama keluarga, suku dan bangsa adalah kejahatan yang tidak hanya dilakukan terhadap sesama manusia, tetapi juga terhadap Sang Pencipta.
Sungguh, sebaik-baik manusia adalah yang bertakwa, yakni mengimani Tuhan dengan mengaplikasikannya secara personal vertikal dan secara sosial horisontal dalam bermasyarakat dengan kedudukan yang setara. Inilah eksistensi takwa yang sebenar²nya.
______________
