Ada teman mengadu kepada saya tentang kambingnya yang cerewet embek² terus sekalipun kenyang. Dia minta saya berbagi solusi agar kambingnya...
Saya menjawab enteng, "Itu kambingmu takut Covid-19. Minta dimaskerin! "
Teman,
Kambing adalah satu²nya jenis hewan ternak yang hingga kini belum bisa dikapitalisasi dalam bentuk industrialisasi. Berbeda dengan domba, sapi/lembu, maupun unggas.
Setiap "jiwa" kambing memiliki karakter berbeda². Dan berbeda dengan domba, sapi dan unggas yang bisa dikasih pakan 1 jenis sama rata sama rasa, kambing maunya cenderung memakan lebih dari 1 jenis panganan. Ia suka rames dan makan rambanan berbagai jenis dalam keseharian.
Masyarakat negara Wakanda secara mayoritas jika ditanya "kambing makannya apa? Mereka secara spontan akan menjawab, " Rumput". Padahal tidak! Kambing semestinya tidak dikasih makan tumput. Akibat diberikan pakan rumput yang kandungan proteinnya di bawah 9%, kohe dan kencing kambing akan berbau prengus luarbiasa dan terbawa hingga ke badan²nya. Semua prengus, bahkan termasuk susunya!.
Bayangkan kalau budaya ngarit suket rakyat Wakanda harus ditiru orang arab/timur tengah, jika mereka harus nggarit? Dari mana mereka dapat menemukan padang rumptnya?
Bahkan, di negara Swiss semisalnya, Kambing mereka jenis Alphine dan Saanen bahkan makanan pokoknya adalah dedaunan dan menjilati/menikmati makanan berupa lumut yang tumbuh di bebatuan, sekaligus mengkonsumsi berbagai jenis mineral yang terdapat pada batu² di lembah saanen gunung bebatuan Alpen.
Yang benar, kambing makannya adalah rambanan dedaunan. Daun apapun mereka makan, kecuali 4 jenis daun:
1. Daun Pintu
2. Daun Jendela
3. Daun Telinga, dan
4. Daun Muda.
Khusus yang nomor 4 adalah kesukaan pemilik dan yang merawatnya! 😅
